Buku ini bercerita tentang HuMA, satu perkumpulan orang dari berbagai daerah di Indonesia, berlatar belakang sebagai aktivis, akademisi dan sarjana hukum, yang bersepakat bersama-sama “Bekerja Melakukan Pembaruan Hukum Berkaitan dengan Sumberdaya Alam”. Organisasi ini lahir pada 19 Oktober 2001 setelah melewati refleksi yang mendalam untuk mengisi ruang kosong dalam upaya peningkatan kapasitas aktivis berlatar pendidikan hukum agar mampu memberikan pendampingan dan sekaligus pemberdayaan hukum bagi masyarakat, khususnya masyarakat adat, yang membutuhkannya. Sebelum resmi berdiri sebagai organisasi yang independen, HuMA diawali sebagai program di ELSAM. Buku ini ditulis untuk menandai perjalanannya yang sudah 20 tahun. Bab pertama buku ini menguraikan latar belakang politik hukum agraria dan sumberdaya alam selama masa Orde Baru dan keprihatinan para pendirinya atas nasib buruk yang dialami oleh masyarakat adat di seluruh pelosok Nusantara sebagai korban pertama dan yang utama dari politik hukum yang bekerja puluhan tahun. Latar belakang ini secara alamiah memposisikan HuMA sebagai kawan berjuang yang sangat dekat dengan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN). Bab kedua buku ini menguraikan perjalanan HuMA selama 20 tahun, baik melalui pengorganisasian Pendamping Hukum Rakyat (PHR) dan pemberdayaan hukum-hukum lokal yang beragam maupun melalui pendampingan bagi Pemerintah Daerah dan Pemerintah, khususnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam penyusunan legislasi dan regulasi yang berpihak pada masyarakat dan akomodatif terhadap keberagaman hukum lokal. Bab ketiga menceritakan pencapaian HuMA dan tantangan yang dihadapi di usianya 20 tahun.